Rikadwiku’s Blog

Maret 23, 2009

PerdaraHan uterus disfungsional?apakah itu??

Filed under: Uncategorized — rikadwiku @ 11:11 am

Perdarahan Uterus Disfungsional

DD: 

Abortus:

pada PUD biasanya perdarahan yg terjadi itu sering, sedangkan pada abortus perdarahan yg terjadi hanya ketika terjadinya kehamilan dan terjadilah keguguran. . 

Endometritis:

pada endometritis, perdarahan yang terjadi mengikuti siklus menstruasi, dan terjadi nyeri pada saat menstruasi, namun pada PUD, perdarahan yang terjadi biasanya diluar siklus menstruasi,???? Itu kan endometriosis  Ovarian Polikistik disease: (bingung mw di masukin DD dak,, tapi salah satu sebab ny coz ini, tapi di medline termasuk DD)  jd endometritis ntu adalah radang pada endometrium yang kayaknya salah satu gejalanya juga adalah perdarahan!

Trombositopenia:

coba di cek CBC aja  klw bener trombositopeni, kayaknya trombosit nya rendah deh

Endometrial carcinoma:

disingkirin pake ultrasound,,,, hehe Jadi intinya adalah kalau PUD ini merupakqan salah satu gejala,,, jadi nge-dd-in nya pake etiologi ny sebagian.

Definisi:

Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (otak-indung telur-rahim), tanpa kelainan organ (anatomi). Perdarahan uterus disfungsional didefinisikan sebagai perdarahan endometrium abnormal dan berlebihan tanpa adanya patologi struktural.

Perdarahan ini juga didefinisikan sebagai menstruasi yang banyak dan atau tidak teratur tanpa adanya patologi pelvik yang diketahui, kehamilan atau gangguan perdarahan umum. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 21-35 hari dengan menstruasi yang terjadi selama 2-7 hari dan jumlah rata2 darah yang hilang sekitar 35-150 mL.

Epidemiologi:

DUB umum terjadi pada awal dan akhir usia reproduksi, dimana sering terjadi DUB anovulatori. Selama periode ini, DUB terjadi sekunder akibat penurunan esterogen.

DUB dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan endokrin atau dapat terjadi pada siklus menstruasi normal ( DUB ovulatori ).  20% kasus pada usia adolescence (remaja e?)  40% terjadi pada wanita usia >40 th.

Jenis: 

Menorrhagi: perdarahan rahim lebih 7 hari atau jumlah perdarahan yang berlebihan (lebih dari 80 ml per hari) 

Metrorrhagia: perdarahan rahim (biasanya dalam jumlah normal) yang terjadi dengan interval waktu tidak teratur atau lebih panjang 

Menometrorrhagia: perdarahan rahim yang berlebihan dalam jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di antara periode menstruasi. 

Intermenstrual bleeding (spotting): perdarahan rahim yang bervariasi dalam hal jumlahnya (biasanya sedikit) pada periode menstruasi.  Polymenorrhea: menstruasi yang terjadi dengan interval kurang dari 21 hari.  Olygomenorrhea: menstruasi yang terjadi dengan interval antara 35 hari hingga 6 bulan. Etiologi:

DUB pada remaja disebabkan oleh immaturitas hipothalamus dan pituitary, dan siklus menstruasi mungkin anovulatorik ataupun ovulatorik. Tapi intinya karena disebabkan oleh imbalance hormon esterogen dan progesteron,, Faktor Risiko:  Kegemukan (obesitas) 

Faktor kejiwaan 

Alat kontrasepsi hormonal 

Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices) 

Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB), misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau

faktor pembekuan darah), Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain  Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor organ reproduksi,

kista ovarium (polycystic ovary disease),infeksi vagina, dan lain-lain Manifestasi Klinis: perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. J

umlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami menstruasi) atau masa pre-menopause.  Perdarahan  Perdarahan dari vagina dlm periode antara menstruasi  Perubahan siklus menstruasi (biasanya kurang dari 28 hari ) 

Perubahan perdarahn menstruasi mulai dari sedikit sampai berlebihan 

hirsutism 

Hot flashes 

Infertile 

mood yg berubah ubah 

Nyeri vagina

Penegakkan diagnosis:

Anamnesis:

 Identitas() nama, usia, alamat, status, pekerjaan)

 Keluhannya apa? PUD?

 kapan usia mulai menstruasi (menarche)

 siklus setelah mengalami menstruasi,

 jumlah dan lamanya menstruasi,

 sambil menilai status emosinya

 berapa lama siklus menstruasi nya

 bagaimana siklus menstruasi nya

 apakah sering mengalamai perdarahan diluar siklus

? Terlalu cepet? Terlalu lama

? Terlalu sedikit? Terlalu banyak?

 Apakah sering terjadi mimisan ataw klw berdarah sukar berhenti?

 Apakah menggunakan kontrasepsi oral? Pake IUD?

 Apakah makan aspirin ataw anticoagulant laen lebih dari 1x/minggu?  Do you take aspirin more than once per week?

 Apakah baru2 ini ada infeksi vagina ataw uterus?

Pem fisik?

 Konjungtiva palpebra pucat dak?

 pelvic speculum dan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui penyebab perdarahan

 Trauma pada dinding vagina atau servix

 Benda asing yang tertahan/ tertinggal

 Lacerasi dari cervix atau vagina

 Perdarahan yang berasal dari cervical os

 petechiae, purpura, dan perdarahan mucosal(gusi ) sebagai tambahan dari perdarahan vagina.

 Hirsutisme

? Obesitas? 

Pemeriksaan tiroid.. ada tremor

? Teraba masa kelenjar gondok

? Perubahan struktur kulit?

Perubahan berat badan

PEMERIKSAAN LAB?

1. Pemeriksaan darah :

Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH, Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan jika ada tampilan yang mengarah kesana.

2. Deteksi patologi endometrium melalui

(a) dilatasi dan kuretase (

b) histeroskopi. Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan perdarahan tidak teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon terhadap pengobatan harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium. Penyakit organik traktus genitalia mungkin terlewatkan bahkan saat kuretase. Maka penting untuk melakukan kuretase ulang dan investigasi lain yang sesuai pada seluruh kasus perdarahan uterus abnormal berulang atau berat. Pada wanita yang memerlukan investigasi, histeroskopi lebih sensitif dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi abnormalitas endometrium. 3. Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaat pada wanita yang tidak berhasil dalam uji coba terapeutik.

Pengobatan:

1. Menghentikan perdarahan.

2. Mengatur menstruasi agar kembali normal

3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%. Menghentikan perdarahan.:

Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:K  Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis O

ob a t (medikamentosa)

1. Golongan estrogen. Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi liver. Dosis dan cara pemberian: • Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari. • Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong) • Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari. 2. Obat Kombinasi Obat golongan ini diberikan secara bertahap bila perdarahannya banyak, yakni 4×1 tablet selama 7-10 hari, kemudian dilanjutkan dengan dosis 1×1 tablet selama 3 hingga 6 siklus. 3. Golongan progesterone Obat untuk jenis ini, antara lain: • Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7-10 hari. • Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari. Mengatur menstruasi agar kembali normal Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%. Yang ini, mau tidak mau nginap di Rumah Sakit atau klinik. Oya, hampir ketinggalan, sekedar diketahui, sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah. Terapi bedah: (biasanya pada usia lanjut yg mendekati menopause ataupun sudah menopouse) • Ablasi endometrium • Histerektomi Prognosis: Hasil pengobatan bergantung kepada proses perjalanan penyakit (patofisiologi) • Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi hormonal secara dini dapat memberikan angka kesembuhan hingga 90 %. • Pada wanita muda, yang sebagian besar terjadi dalam siklus anovulasi, dapat diobati dengan hasil baik, or sukses. Komplikasi:  endometrial hyperplasia dan malignancy karena penebalan uterus terus2an tanpa peluruhan endometrium yg cukup.  intrauterine synechiae  infertile karena jeleknya ovulasi (lack of ovulation)  risiko tinggi terjadi aborsi spontan,,  anemia berat karena terjadi perdarahan mens yg lama dan banyak  Buildup of the uterine lining without enough menstrual bleeding (a possible factor in the development of endometrial cancer) S

Maret 15, 2009

Hello world!

Filed under: Uncategorized — rikadwiku @ 1:35 pm

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.